Yoga telah dikenal sebagai salah satu bentuk olahraga yang tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Manfaat yoga bagi kesehatan fisik dan mental telah banyak diteliti oleh para ahli kesehatan dan psikolog.
Menurut Dr. Tiffany Field, seorang profesor di bidang psikologi di Universitas Miami, yoga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan. “Melalui latihan pernapasan dan meditasi dalam yoga, seseorang dapat merasa lebih tenang dan rileks,” ujarnya.
Manfaat yoga bagi kesehatan fisik juga tidak bisa dianggap remeh. Dengan melakukan gerakan-gerakan yoga yang menggabungkan postur tubuh dan pernapasan, otot-otot tubuh akan menjadi lebih lentur dan kuat. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan postur tubuh dan mengurangi risiko cedera pada otot dan sendi.
Selain itu, yoga juga dapat meningkatkan kesehatan jantung dan sistem pernapasan. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal “European Journal of Preventive Cardiology”, yoga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi paru-paru.
Tak hanya itu, manfaat yoga bagi kesehatan mental juga tidak bisa diabaikan. Dengan melakukan yoga secara teratur, seseorang dapat memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi risiko depresi. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal “JAMA Psychiatry” menunjukkan bahwa yoga dapat membantu mengurangi gejala depresi pada penderita yang mengalami gangguan kecemasan.
Dengan begitu banyak manfaat yang ditawarkan, tidak heran jika yoga semakin populer di kalangan masyarakat. Jadi, jangan ragu untuk mencoba yoga dan rasakan sendiri manfaatnya bagi kesehatan fisik dan mental Anda.
Referensi:
1. Field, Tiffany. “Yoga and Stress.” University of Miami, www.psy.miami.edu/faculty/tfield/yoga_and_stress.html.
2. “The Effect of Yoga on Hypertension in the European Journal of Preventive Cardiology.” SAGE Journals, journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2047487318806353.
3. “Yoga for Depression: A Systematic Review and Meta-analysis in JAMA Psychiatry.” JAMA Network, jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/fullarticle/2526196.